HOLAAAA...PERI MO PAMER CERPEN NIH! CEK KI DOT!!!
CERITA
DARI NILAM
Dari awal ini salah,
aku tahu benar dari awal ini salah. Tapi aku hanyalah seorang gadis labil dalam
transisi dari remaja menjadi seorang wanita dewasa,aku suka mencoba,aku suka
sesuatu yang menantang. Diusiaku yang baru menginjak kepala dua ini aku harus
siap menjalani segala pelajaran hidup, salah satunya petualangan cinta. Namanya
Pandu, dia kakak tingkatku dikampus, kami sudah hampir dua tahun menjalin
kasih, aku biasa memanggilnya Kak Pandu. Kak Pandu adalah seorang yang lembut, dia
sangat sayang padaku, selalu ada disaat aku butuh, selalu siap menjadi
pengayomku, kekasih idaman yang selalu kuimpikan selama ini, perawakan dan
tampilannya sangat indah,yah...bisa dikatakan pacarku ini tampan, hampir semua
orang yang melihatnya setuju denganku dan mengatakan aku adalah perempuan
paling beruntung. Otaknya pun cemerlang tak heran jika dia lulus dengan
predikat cumlaude dua bulan lalu. Yah, dua bulan yang lalu Kak Pandu baru saja
menyelesaikan kuliahnya. Selanjutnya dia bersiap kembali kedaerah asalnya di
Surabaya, Perusahaan Keluarganya sudah menunggunya untuk memimpin, antara
tangis dan tawa aku harus melepasnya meninggalkanku di Jakarta, sendirian.
“ sebenarnya aku nggak rela Kakak
pergi,nanti Nilam gimana? Sebentar lagi Nilam skripsi, siapa yang bantuin Nilam
Kak? Nilam Takut sendiri. “ Aku merengek didalam Taksi yang membawa kami melaju
perlahan menuju Bandara,aku sendiri yang mengantar Kak Panduku pulang.
“ ya elah Nilam Kok jadi lebay
sih, sebelum ada Kakak bukannya Nilam Juga bisa sendiri? “ balas Kak Pandu
tenang namun entah kenapa kata-katanya itu justru menaikkan darahku.
“ Tapi sekarang beda Kak, dua tahun
ini kan Nilam selalu bersama Kakak, apa aja berdua, sekarang..kakak..kak pandu
pergi ninggalin Nilam “ Pecahlah tangisku
“ Astaga..Nilam,kakak kan nggak
ninggalin kamu selamanya, kakak masih bisa main kejakarta jenguk kamu nanti,
tiap saat kakak akan berusaha ada meskipun mungkin Cuma ditelpon,Kakak juga
nggak akan begitu saja melepas Nilam sendiri disini, masalah skripsi...nanti kakak
pasti bantu, kalo perlu kakak langsung datang ke Jakarta buat kamu. “ Tegas Kak
Pandu lagi.
“ kalo kakak kecantol cewek lain
di Surabaya gimana??hik...hik..”
Kak Pandu merengkuhku dalam
dekapannya lembut lalu berkata “ Petualangan cinta Kakak sudah selesai Nilam,
Kakak memilih kamu bukan untuk menjadi sekedar pacar, tapi istri Kakak.,
Tolong, iklaskan Kakak pergi untuk menjemput kamu lagi, demi masa depan kita,
demi mimpi kakak untuk memperistri kamu,
Percaya sama Kakak! ”
Terkejut tak percaya, bulu kuduku
berdiri mendengar ucapan Kak Pandu, tangisku makin menjadi, rasa haru, bahagia
dan bangga memilikinya sebagai kekasihku. Rupanya selama ini dia serius menjalani
hubungan kami, aku sungguh tidak salah memilih, rasanya makin tak rela kekasih
impianku ini pergi, kalo saja sopir taksi itu dari tadi tidak melototin kami
dari kaca spionnya, aku pasti sudah mendekap erat Kak Panduku. Dalam hati aku
mengamini segala ucapannya.
Ini
adalah bulan ketiga sejak kepulangan Kak Pandu ke Surabaya, terbayang sudah, kuhabiskan
waktu selama itu dengan mengurung diri dan menangis dikamar, sok tegar ketika
Kak Pandu menelpon menanyakan keadaanku, tetap intens tak ada yang berubah dari
cara kami berkomunikasi, bedanya, dia tidak lagi bisa kudekap.
Huuuuu...uu...uuuu...sedih. Tanpa Kak Pandu sayapku bagai patah, yah jujur
saja,selama ada dia, dialah yang siap menjadi kakiku kemanapun aku mau, seperti
saat ini terasa benar, dikala aku sibuk sekali dengan skripsiku, harus mencari
bahan kesana kemari. Tapi aku harus bisa tunjukan pada Kak Pandu kalo aku bisa,
aku ingin membuatnya Bangga. Pagi ini harus bergegas kesalah Satu toko buku di Salemba,
info dari seorang teman ada literatur yang sedang aku butuhkan disana, maka
berangkatlah aku, sendiri. Kak Pandu benar, sebelum dia hadir dalam hidupku aku
bisa sendiri, jadi sekarang kenapa tidak?
Bis yang kutumpangi akhirnya
membawaku sampai disalemba satu jam kemudian. Toko buku itu dengan mudah aku
temukan, Tokonya tidak terlalu besar, disudut jalan dekat lampu merah, aku lalu
melangkah masuk,si penjual menyambut ramah, aku berkeliling memperhatikan
rak-rak buku yang tersusun rapi, dan yah itu dia buku yang selama ini kucari,
secepat kilat aku menyambarnya.
BRUUUUUUUKKK.....
“ Aaaawwww...” aku memekik,
kakiku tersandung bangku mungil, lalu menabrak rak buku dan karena
kecerobohanku itu beberapa tumpukan buku justru jatuh menimpa kepalaku.
“ hahahahhahaa....” aku dengar
seseorang menertawakan kekonyolanku itu, heeeemmhhh..kurang ajar ya, bukannya
simpati malah menertawakanku, awas saja!
“ Hei..Mas..apa maksudnya
ketawa-ketiwi, puas ya orang kena musibah!”
“weeeee...marah..ehk..itu namanya
bukan musibah mbak,tapi sembarangan, dah tau ada bangku ditabrak juga,
hahahahhahaa!” katanya lagi, dan masih menertawakanku.
Darahku mendidih, aku tidak
terima ditertawakan seperti ini, reflek aku mengambil sebuah buku dan
kulemparkan kearah lelaki tadi.
BAAAAAk....haha...sukses mengenai
pundaknya, dia mengaduh, aku menyesal sasaranku meleset, harusnya kutimpuk
jidatnya sampe berdarah-darah dan diamputasi.
“ Ehkkk...mbaaaaak..., jangan
sembarangan ya!” ekspresi lelaki itu jelas marah, dia jelas tidak menyangka aku
bisa bertindak nekat seperti tadi. Sedetik kemudian sebuah buku melayang
padaku,
Sial...lelaki tidak tau diri tadi
membalas, aku langsung menunduk, meleset tembakannya..hahahhahhaaa..aku
langsung bersorak riang, sampai..seorang Satpam datang.
“ Dia pak yang duluan nertawain
saya!” belaku di pos Satpam, sudah hampir lima belas menit kami diintrogasi,
kami saling menyalahkan.
“ tapi dia yang lempar saya sama
buku duluan, Pak!” Balasnya
“ Lha..lu kan cowok, masa nggak
malu, ngebales cewek?” Sahutku ketus
“ Emang lu cewek gitu, lu lebih
mirip ondel-ondel!”
“ Hei...jaga ya mulut elo!”
“ Hei..sudah-sudah!” Lerai Pak
Satpam
Akhirnya kami harus mengganti
kerusakan buku yang kami buat, sebel-sebel-sebeeeeeeeeeeeeeel.
“ Apa loe liat-liat!” kataku
sesaat setelah keluar dari Toko buku
“ Awas ya, lu tunggu aja
pembalasan guwe! “ ancam lelaki tadi.
“ oke guwe tunggu...!!! “ jawabku
“ dasar nenek lampir! ” serunya
sambil berlalu
“ Loe tu Grandong!” teriakku tak
mau kalah.
Kejadian
hari ini kuceritakan pada Kak Panduku tersayang, aku benar-benar kesal, Kak
Pandu yang biasanya menanggapiku tenang kali ini menampakkan suara
kecemasannya.
“ Tapi Dia ngancem kamu,
Sayang..! “ seru Kak Pandu cemas diujung telpon.
“ Tenang aja Kak, Nilam kan
pernah ikutan tapak sakti merpati ijo,kalo dia berani
macem-macem..weeeitss...Nilam libas, hahhhahaha .”
Benar, aku tidak takut,atau bahkan
tidak peduli. Tapi ternyata aku salah total..aku salah, dugaanku meleset,
karena pada suatu sore yang jingga.
“ Nilam ada paket tu buat kamu,
diruang tamu ya!” seru Linda kawan satu Kosku
Aku bergegas menuju ruang tamu
dengan penasaran, paket apa gerangan? Dari siapa? Ibu atau mungkin...Kak Pandu??
Sebuah Box terbungkus rapi
terpampang diatas meja tamu, segera kupastikan, benar...tertulis namaku diatas
Box, selanjutnya tentu saja,siapa pengirimnya..., tapi aneh...tak ada nama si
Pengirim paket,aku makin penasaran, perlahan kubuka.
“ AAAAAAAAAARRRRRGGHHHHHHH......”
aku berteriak sekencang-kencangnya, paket itu berisikan tikus-tikus kecil dan
sesuku kecoa bauk.
Siaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal...siapa
ini berani mengerjaiku.
“ Kak Pandu mo ngerjain Nilam
ya?” aku menuduh Kak Pandu beberapa saat setelah itu, aku memastikan kalau
paket itu darinya, tapi Kak Pandu bersumpah-sumpah tidak melakukannya, dia
malah jadi khawatir.
“ Apa Kakak perlu Ke Jakarta, Nil
?” kata Kak Pandu Cemas.
“ akh..ngapain?? nggak perlu Kak,
ini pasti Cuma orang iseng aja, sante aja!” jawabku
“ Tapi,Kakak khawatir.”
Heeemmhh...lalu kuyakinkan Kak
Pandu,jika aku bisa menghadapi, aku bersikukuh paket itu Cuma dari taman-teman Kampus yang sengaja iseng
saja. Kak Pandu akhirnya menyerah, tapi dia masih terus mengingatkanku untuk
berhati-hati.
Sebenarnya
dalam hati aku pun dibuat penasaran, siapa temanku yang iseng mengirimkan paket
tikus dan kecoa ngeri itu, aku tanyai semua teman dekatku yang kurasa
tersangkanya, tanpa terpikir sedikit pun pada Si lelaki Grandong yang bertemu
ditoko buku beberapa waktu lalu, dan sekarang, dia sedang memandangiku dari
sudut gerbang kampus sambil tersenyum licik penuh kemenangan. Haahk..ini dia
ternyata pelakunya.
“ Heehkk..elu ya ternyata ! “ Aku
bergegas mendatanginya, dia masih terduduk santai diatas motornya.
“ Halo nenek lampir, kita seri ya
1 – 1, hahahahahha!”
“ Nggak lucu tauk, apa sih maksud
loe? “aku membentak emosi
“ Lha guwe kan bilang, tunggu
pembalasan guwe...!” jawabnya santai, makin menyulut bara didarahku.
“ Sabar...sabar donk, Gue Raka,
gue datang menawarkan perdamaian. “ Si Grandong itu tersenyum, aku masih
memasang kuda-kuda waspada.
“ maksudnya ?’ aku menyrengitkan
dahiku.
“ YA damai, atau lu mau kita perang
mulu, yuuk...!! “ lelaki menjengelkan yang menyebut dirinya bernama Raka itu
masih duduk diatas motornya sambil memasang wajah penuh senyum, menawarkan
suatu perdamaian, yang seharusnya tak pernah aku terima.
“ oke, kita damai !” sahutku
kemudian.
“ ehmm...tapi kayanya kita butuh
tempat buat menyepakati MOU damai kita deh, gimana ? Oke ? “ tawar lelaki itu
lagi “ Yuk, naik, guwe tau tempat yang asik! “ lanjutnya.
Aku terdiam, aku bingung harus
berkata apa,dan bingung menghadapi situasi tidak wajar ini, tapi..inilah aku,
aku harus menyelesaikan semuanya,sekarang.
“oke,tapi lu jangan macem-macem
ya, guwe megang sabuk item! “ aku mengultimatum
“ hahhahahhaa...sante aja buk,
guwe juga bisa megang sabuk item,nih..liat sabuk guwe item!”
Sampailah
kami disuatu tempat nongkrong, si Grandong itu memilih tempat duduk dekat
jendela, motor besarnya terlihat jelas dari balik Jendela kaca itu. Pelayan
datang, dia memesan minuman duluan, lalu menawariku, aku masih terdiam memasang
wajah penuh waspada.
“ Tenang..guwe yang bayar, lu
pilih aja, yang paling mahal kalo perlu!”
Uurrgh..lagi-lagi nih cowok
nantang ya..belum tau siapa Nilam, masih bisa mengejekku. Oke..hem..aku pesan
saja minuman termahal dicafe itu plus makanan termahal, ekstra bungkus satu
paket makanan untuk take away home yang paling mahal,heemm..rasakan..mampus
kau! Pelayan mengulangi semua pesanan, lalu dia pergi sambil tersenyum ramah.
“ Sudah lama tinggal di Jakarta
?” Si Grandong membuka pertanyaannya.
“ udah deh langsung aja, mana mOU
damai untuk ditandatangani! “ kataku ketus
“ weeeee...sabar dong neng, galak
bener kayak mak lampir! “
“ Hei...lu ya! “ timpalku kesal
“uuopps...sorry..sorry...oke-oke,
kita damai !” dia mengulurkan tangannya, aku menyrengit..lalu menyambut uluran
itu.
“ nah...damai deh..MOU selesai
!’’ Lanjutnya.
“ Lha..yang ditandatangani mana?
“ aku bertanya lagi
“ emang aku bilang ada yang
ditandatangani gitu? Rasanya tadi Cuma bilang mo nawarin MOU aja, nggak pake
tanda tangan.” Jawabnya Songong
“Oke,guwe pergi kalo gitu! “ aku
berdiri emosi
“ Ehk..tunggu !” dia menarik
tanganku, aku memandangi sikapnya sejenak, dia tersadar lalu minta maaf
“ maaf.., oke, guwe serius, guwe
pengen kita damai aja, plis..duduk dulu!” pintanya, kali ini dia bersikap lebih
sopan, aku melunak, lalu kembali duduk.
“ Aku, sebenernya menyesal
bersikap nggak pantas gini sama cewek,aku dah keterlaluan, dari awal aku salah,
harusnya aku nggak menertawakan kamu ditoko buku itu,dan mengirimkan paket
tikus itu, sungguh bukan sikap seorang gentleman, so...aku bener-bener minta
maaf!” jelasnya, kali ini aku melihat ketulusan itu dimatanya.
“ oke,aku juga minta maaf, aku
emosi banget waktu itu,jadi reflek aja nimpuk kamu ma buku, sorry ya! “ balasku
“ Oya..., aku kenalin lagi ya aku
Raka, kamuuu...Nilam.!”
Aku memandanginya, aku tidak
heran dia tau siapa aku.
“ Iya..benar, aku nguntit kamu
pulang waktu itu buat balas dendam, gak sulit buat cari tau siapa kamu ya?”
“ oya?” gumanku
Dia hanya mengangguk sambil
menaikkan satu alis tebalnya, Si pelayan datang membawa menu yang kami pesan,
dia pergi beberapa saat setelah menyajikan.
“ Sorry..nanti aku bayar sendiri
buat take awaynya tadi (yang dibungkus), hehehehe! “ seruku tersipu,menyadari
betapa konyol balas dendamku tadi.
“ hahahhahaa..jadi, yang tadi
masih mo balas dendam ya??? Aku pikir tu perut apa gudang beras..tadi!”
Yap....begitulah..kami mulai melontarkan
canda, Raka, seorang dengan selera humor
yang tinggi rupanya, perlahan kami terbawa suasana dalam obrolan yang
menyenangkan.
“ Oke, ya..sudah sore nih,aku
balik dulu!” kataku, mengakhiri obrolan kami.
“ aku anterin!” Raka menawarkan.
“enggak lah, makasih!”
“ tenang,aku nggak akan nyulik
kamu kok, kamu makannya banyak!”
Aku tersenyum kecut menanggapi
candaan itu.
“ No...sante aja, aku bisa pulang
sendiri, lagian masih mo mampir ketoko!”
‘ oke..deh kalo gitu, asal jangan
nimpuk orang lagi ya!” candanya lagi
“ kali ini kalo ada yang kaya
kamu lagi,langsung aku makan kayanya,hehehe!”
“weehhhk...turunan sumanto ya
mbak,hahahaha!”
“ ehk.. Nil..boleh minta nomer
hape kamu?!” todong Raka Tiba-tiba
Oouughh...aku terdiam, berpikir
sejenak,lalu...
“ 082778954679 “
oouuhhgghhh...Tuhan...aku berikan nomerku padanya.
Tiing..tingg..ting...ponselku
berbunyi, nomor asing memanggil
“ itu nomerku, simpen ya, kalo mo
nimpuk orang lagi,aku bantuin !”
“ hahahahhahahahaahhha “ kami
tertawa bersamaan
Malamnya,
aku sibuk mengerjakan beberapa part halaman Skripsiku, Kejadian sore tadi aku
simpan sendiri, aku...aku hanya tidak mau membuat Kak Pandu bertanya-tanya,
akhirnya meragukanku dan kami ribut. Karena pada dasarnya memang tak ada apapun
yang terjadi selain hanya perdamaian, dan semua selesai, tak ada yang perlu
diperpanjang, hingga sebuah pesan kuterima.
‘’malam
mak lampir, lagi ngapain? Nggak lagi ngaduk ramuan buat ngilangin kutil kan?”
Pesan singkat, dari Raka itu
membuatku geli dan tanganku tak kuasa menahan untuk membalasnya.
“
malam juga Grandong, tebakan anda tepat, nih lagi bikin ramuan buat ngilangin
kutil “
Ahhkk...dan sent.....
“
ihk..nazis, cantik-cantik kutilan beneran! “
Balas Raka.
“
Daripada situ, dakinya sekilo. “
SENT...
Begitulah seterusnya..candaan
konyol mulai mengalir bagai air pegunungan yang sejuk. Dan tidak hanya berhenti
malam itu, malam..selanjutnya, pagi, siang,sore dan malam selanjutnya lagi,
lagi, dan lagi.
Raka
mulai mengisi hariku, kini sudah satu purnama sejak perkenalan kami, dia
berubah dari sosok menjengkelkan yang kutemui di Toko buku, menjadi sosok yang
begitu menyenangkan, setiap candaannya selalu memberiku tawa, mencairkan otot
tegangku yang ditekan Skripsi, kami juga sering bertemu dicafe itu, saling
bercerita melepas canda dan perlahan dia menjadi seorang teman yang sempurna,
hanya saja satu kesalahan fatal yang kubuat, disatu siang yang terik pada
pertemuan kami untuk kesekian kalinya, ketika dia bertanya.
“ Kamu punya pacar Nil ? “
“ Kamu ? “ aku balik bertanya
“ baru putus. “ jawabnya lemas
“ Oya..,kapan? “
“ dua tahun lalu! “
“ YA elaah itu dah karatan kali!”
sahutku
“ehk..trus gimana kamu dah punya
pacar?” ia bertanya kembali.
“ Napa ? mau jadi pacarku ?”
godaku
“ iya aku mau. “
Aku hanya terbelalak tak percaya
“ untuk kamu tahu, aku nggak
pernah jadi seorang yang senekat itu sama cewek, selain sama kamu!”
“ kamu special Nilam, aku..aku
suka kamu, aku pengen jadi pacar kamu” lanjut Raka, tenggorokannku bagai
tercekik, ohkk..Tuhan. suasana berubah tegang, harusnya aku bisa dengan mudah
menjawabnya, tapi...entah kenapa
“ akuuuu...akuuu..” aku mencoba
bersuara, begitu kecil yang bisa keluar dari mulutku, bagai tercekik daun pintu
“ kamu sudah punya pacar ? “
desak Raka lagi
“ engg..enggak..aku..aku baru
putus...iyah..aku juga baru putus,haaaa..!” Astaga..apa yang kulakukan
“ oya..?? kalau gitu gimana ?
kita...bisa...ehmm..pacaran? “
Raka masih terdiam menunggu
jawabanku, Aku begitu bingung..rasanya ingin mengubur diriku sendiri,
ohk...Tuhan,apa yang kulakukan..aku sudah benar- benar gila, ini sungguh
kekonyolan tidak beradap, Nilam begooo-begoooo...kamu punya Kak Pandu yang
begitu Hebat, dan setia untukmu..oouurggh..tunggu!! SETIA ?? ehm..jaminankah
itu dikala sedang berjauhan, sedang akupun tak tahu apa yang sedang dilakukan
Kak Pandu disana ? bagaimana kalo ternyata dia juga...
Aaaarrrggghhhhhh...entahlah..aku
tak tahu... yang jelas, lelaki dihadapanku ini begitu manis, mempesona,
MENGGODA,
Raka juga tak kalah indah dengan Kak Pandu,
dia..dia bahkan bisa selalu membuatku tersenyum dengan candaannya, Kak Pandu
tak bisa serenyah dia dalam bercanda, tapi...Kak Pandu begitu hangat, begitu menyayangiku
? dia cintaku ? tapi..Raka juga begitu...
Arghhhh..baiklah..aku tahu ini
salah, tapi apa salahnya aku mencoba, toh...ini bisa menjadi petualangan yang
sempurna.
“ oke..kita pacaran! “
Cihuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuiiiiiiiiiiiiiii....
Yah..kami
mulai menjalin hubungan asmara terlarang itu, meskipun sedikit membuatku
strees..tapi,aku menikmatinya, aku mulai mahir mengatur hatiku. Semakin hari,
Raka juga makin menunjukan perhatian yang tak kalah istimewa dengan perhatian
Kak Pandu, aku mulai membandingkan keduanya, tapi..begitu sulit, Keduanya unik,
punya kelebihan dan kekurangannya sendiri. Sahabat dekatku bilang aku sedang
main api, aarrghhhh..tapi aku pun tak kuasa, kini semua sudah terlambat,
hubungan itu sudah semakin jauh, antara Aku dan Raka, juga Kak Pandu, aku sudah
tidak bisa melepaskan lagi keduanya, aku takut kehilangan keduanya, aku
takut..mereka telah mengisi hariku dengan begitu rapi, begitu cantik, begitu
membumbungkanku tinggi kelangit, aku takut sakit ketika jatuh nanti, aku
terjerat cinta keduanya.
Tapi..aku tetap harus memilih,
salah satu dari mereka, meskipun begitu sulit.
Pilihanku aku jatuhkan pada Kak Pandu. Semua
itu untuk menebus kesalahanku, walaupun ini tak akan adil untuk Raka.
“ Ayolah..nanti,aku bisa kenalkan
kamu sama keluargaku ! “ Pinta Raka Serius, dia ingin mengajakku keacara ulang
tahun pernikahan ayah-ibunya nanti malam.
“ Maafkan aku Rak, tapi..aku
bener-benar tidak bisa, lagian aku kan besok persiapan mo sidang Skripsi,aku
harus belajar! “ aku menolak permintaan Raka itu, tentu saja, karena Kak
Panduku datang Kejakarta pagi ini, dan malam ini Kak Pandu akan membawaku
kesatu tempat untuk merencanakan pernikahan kami bersama keluarganya yang juga
datang.
Dan tentunya, karena aku sudah
menetukan pilihan, setelah acaraku bersama Kak Pandu selesai,aku akan
mengakhiri ini dengan Raka, ya..ya..aku tahu ini tak akan adil untuk Raka,
tapi...aku harus memilih.
“ Ahk..baiklah,
padahal...padahal, aku..aku ingin setalah ini kita melangkah lebih serius lagi
NIL, nggak sekedar pacaran! “
Eerrghh..kata-kata Raka membuatku
hampir mati berdiri, ohk..Tuhan..kumohon selamatkan Aku!
“ Maaf, Rak,tapi aku sunguh tidak
bisa, aku janji, setelah ini,ehm.. dua hari lagi,beri aku waktu,aku akan
memberi jawaban!”
“ Jawaban ?” tanya Raka bingung
“ ehm..maksudnya sesuatu yang
harus kita bicarakan lebih serius, jadi..aku harus menyiapakan diri!” jawabku
Raka menyrengikan dahi masih
tidak mengerti maksudku, aku tersenyum kikuk, lalu melontarkan sebuah candaan,
aku tak mau dia berpikir ada yang aneh dari uacapanku,karena aku juga belum
siap menjawabnya.
“okey.., kalo gitu,aku pulang
dulu ya, mami pasti butuh aku disana!”
Pamit Raka mengakhiri pertemuan kami.
Kak
Pandu sudah tiba, aku memeluknya hangat,aku sungguh merindukannya.
Penampilannya banyak berubah, dia jauh lebih dewasa sekarang. Beberapa saat
kemudian dia mengulurkan sebuah bingkisan untukku, aku membukanya, sebuah gaun
hijau yang indah, dia ingin aku memakainya malam ini. Tak lama aku selesai
berbenah diri, aku berdandan secantik mungkin untuk bertemu keluarga Kak Pandu
juga malam ini. Aku menarik nafasku dalam,dan terasa sesak ketika terlintas
bayangan Raka dibenakku, hatiku begitu sakit, maaf kan aku Raka.
Satu jam kemudian kami sampai
disebuah Hotel ternama di Jakarta, kami menuju sebuah Restoran dihotel itu.Aku
mulai berkeringat dingin, jantungku berdetak kancang, Kak Pandu mencoba
manenangkanku.
“ Nggak papa sayang,sante aja,
keluargaku nggak gigit!” godanya Padaku.
Aku tersenyum dengan mimik penuh
kepanikan.
“ehmm..Kak, Nilam Ke Toilet dulu
deh ya, tunggu ya?! “ Pintaku
Kak Pandu tersenyum Geli seraya
mangangguk. Aku bergegas masuk ketoilet,
aku berkaca, merapikan make up-ku, dan mencoba menenangkan diri, setelah cukup
yakin aku segera bergegas keluar toilet,
dan..
“ Nilam.....?????? “ tegur
seseorang yang begitu kukenal
“ Rak...RAKAAAA !!! “ pekikku,
sumpah aku tak percaya dengan apa yang kulihat ini, Raka, dia muncul
dihadapanku dari sisi Toilet Pria.
“ Kok...kamu disini?” Dia
bertanya keheranan.
“oouhghh..oouuugh..aku..aada..”
jawabku gugup, aku serampangan
“ Nilam..! “ belum selesai aku
bicara, Kak Pandu datang memanggil
“ Lho..Mas Pandu..??” Seru Raka,
masih dengan nada heran, sama..aku tak kalah heran bahkan tercengan mematung
diantara dua lelaki itu.
“ Raka ?? “ timpal Kak Pandu
“ Kamu dah selesai,Nil ?” tanya
Kak Pandu padaku
“ Lho Mas Pandu kenal Nilam ?”
“ Iya, Dia Pacar Mas Pandu, yang
mo mas Lamar malam ini!”
“ Haaak...??? Pacar Mas Pandu ?
Dia ini Pacar aku, Mas !” lanjut Raka lagi, ia terbelalak kaget mendengar
pengakuan Kak Pandu.
“ Appaaaaa?? Pacar kamu, Rak ? “
“ Nilam ?? “ Seru keduanya
bersamaan padaku.
Ya tuhan..kubur aku sekarang juga,
kumohon...aku sudah terbakar dalam permainanku sendiri. Mereka,ternyata bersaudara.
Raka adalah sepupu Kak Pandu.
Kak Pandu dan Keluarganya datang
untuk merayakan pesta ulang tahun pernikahan Ayah-Ibu Raka, yang tak lain paman
dan bibi Kak Pandu, sekaligus pula sebagai moment yang memang sengaja dipilih Kak Pandu untuk melamarku
dihadapan seluruh keluarga besarnya yang sedang berkumpul bersama malam ini.
..Tamatlah riwayatku sekarang....mama...ohk...mamma
------Fin--------
Bombastis 11 Juli 2012, 23.15 Wib
Dipersembahkan untuk adekku ASMAWATI
Mengisi libur Pas Pemilukada Jakarta
boombastis_des